Senin, September 22, 2008
POSKO BENCANA KEBAKARAN DITUTUP MINGGU KEMARIN
Diposting oleh Dispenda di 5:23:00 AM
Label: KASI-KESOS
Selasa, September 16, 2008
DUKA KORBAN KEBAKARAN MENYAMBUT LEBARAN
Sampai berakhirnya Posko Bencana Tumini belum memberitahu Suaminya, ini ia lakukan agar kesehatan suaminya tidak terganggu. Kini ia hanya dapat berdoa dan mengharap kedermawanan dari warga lainnya. Kini Tdk ada kecerahan diwajahnya hanya duka yang terpatri diwajah Keluarga Tumini untuk menyambut Lebaran. Lain Tumini lain pula yang dialami shanti walaupun keadannya sama yaitu hanya menyisakan pakaian dibadan. Gadis ayu ini tinggal dirumah kos-kosan milik Sulthon. Pada saat Kebakaran terjadi ia sedang asik melaksanakan tugasnya sebagai pramusaji di sentra jajan Fasifica di Balikpapan Plaza. Ia mengetahui kebakaran dari temannya yang menelpon pada jam 15.45. iapun mohon ijin untuk pulang namun semua terlambat seluruh barang-barangnya dirumah kos termasuk ijasah sd, smp dan sma nya musnah dimakan api. Untung di Balikpapan ia mempunyai sanak keluarga yang datang menjemputnya. Shanti yang bawaannya biasanya lincah kini menjadi pendiam.
Diposting oleh Dispenda di 6:35:00 PM
Senin, September 15, 2008
BENCANA KEBAKARAN KEMBALI MENGHANGUSKAN 17 RUMAH DI KLANDASAN ILIR.
Posko Bencana digedung belakang BCA diketuai oleh Budi Rahmani pada jam 17.00 menerima bantuan dari assosiasi Pengusaha Walet yang diwakili oleh Andri wijamin berupa 4 gulung karpet terpal dan selimut serta 10 dos air mineral, dan bantuan LP3I berupa makanan ta'jil sebanyak 100 Kotak. berdasarkan pantauan timweb tadi malam hanya ada sekitar 8 KK yang ditampung di Gedung belakan BCA dan 1 KK yang ditampung di halaman Taipekong. Beberapa KK korban terlihat dijemput oleh keluarganya.
Diposting oleh Dispenda di 7:22:00 PM
Minggu, September 14, 2008
Minggu, September 07, 2008
PAPAN HIMBAUAN SIAGA BANJIR DAN LONGSOR DIPASANG DI TIGA RT
Diposting oleh Dispenda di 4:31:00 AM
AS-SU'ADA MASJID TERTUA DI KLANDASAN ILIR
Masjid as'suada adalah salah satu masjid tertua yang ada dikota Balikpapan serta masjid yang pertama berdiri di Kelurahan Klandasan Ilir. Masjid tersebut mulanya adalah sebuah musholla atau langgar yang dibangun pada Tahun 1962 yang diberi nama Langgar Nurul Fajar Berdasarkan keterangan salah satu tokoh Masyarakat di Kelurahan Klandasan Ilir yang menjadi saksi dan ikut terlibat dalam membangun Langgar tersebut yaitu , Firdaus yang pada saat itu masih anak-anak dan ikut menyaksikan pembangunan Langgar ter
Diposting oleh Dispenda di 4:29:00 AM
Kamis, September 04, 2008
Rabu, September 03, 2008
PANHUT KEMERDEKAAN RI KE 63 KELURAHAN KLANDASAN ILIR KECEWA
Selain Pengusaha Walet non APW beberapa Bank dan Perusahaan besar di Kelurahan Klandasan Ilir yang diberikan Proposal kegiatan HUT RI Ke 63 juga tidak berpartisipasi. Seperti Bank Danamon, Bank Ekonomi, BII, Bank Mandiri, BNI 46, Hotel Buana Lestari, CV. Sinar Utama, KFC Pasar Baru, Lea Store, Nokia Indonesia, PT.Wahana LB, PT HEM, PT.Modern Internasional, PT Raya Satria Gaya, PT SBU, PT.Serba Mulia Abadi (Daihastu), PT Shinta, PT.Shinta, Rest.Sanghai, Toko Bazar dan Toko Jakarta. Lurah Klandasan Ilir, Asfiansyah ketika dihubungi Timweb mengatakan bahwa yang diharapkan Panhut tersebut adanya Partisipasi seluruh potensi yang ada di Kelurahan Klandasan Ilir. Panitia tidak melihat dari besar kecilnya bantuan melainkan adanya partisipasi Pengusaha untuk mendukung kegiatan tersebut. Partisipasi tersebut sebagai wujud bentuk kebersamaan seluruh warga Masyrakat dalam mensukseskan HUT RI Ke 63 Tahun ini. menurut Asfiansyah seperti beberapa Pengusaha Walet yang disebutkan Panitia bisa saja nantinya Kelurahan meninjau ulang pernyataan mereka pada saat mereka mengurus perpanjangan atau mengajukan Izin Usaha.
Diposting oleh Dispenda di 12:37:00 PM
Selasa, September 02, 2008
MEMETIK PELAJARAN DARI KELURAHAN PONDOK RANGGON JAKARTA TIMUR
Berikut ini adalah hasil yang dapat dipetik dari pertemuan Lurah Klandasan Ilir Balikpapan, Asfiansyah dengan Lurah Pondok Rangon, Ali Murthado,
Kelurahan Pondok Ranggon merupakan Kelurahan terbaik Tingkat Nasional dan menjadi Juara I Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Nasional pada Tahun 2007, serta dan mendapat Piala Adi Karya Abdi Praja dari Presiden RI, Susilo Bambang.
Menurut Lurah Pondok Ranggon kunci keberhasilan ini tidak lain adanya kepercayaan yang amat besar dari berbagai elemen masyarakatnya. Menurutnya sebelum ia menjabat Lurah Pondok Ranggon Tahun 2004 Masyarakat pondok ranggon saat itu mengalami krisis kepercayaan kepada Kelurahan Pondok Rangon. Untuk mengembalikan kepercayaan Masyrakat terhadap Pemerintah khususnya Kelurahan Pondok Rangon, maka pada saat ia menjabat Lurah Pondok Ranggon hal yang harus dibenahinya adalah mengembalikan kepercayaan Masyrakatnya, Kurang Lebih 6 bulan Sang Lurah blusukan berada ditengah-tengah masyarakat, mengadakan pendekatan untuk merangkul tokoh-tokoh Masyarakat pondok Ranggon, Baginya sangat mustahil Program Kelurahan akan berjalan dengan baik ditengah-tengah masyarakat bila Masyarakat kehilangan kepercayaan. Tugas-tugas pelayanan di Kelurahan selama kurang lebih 6 Bulan ditangani oleh Wakil Lurah, Al-hasil upaya Lurah Ali Murtadho tidak sia-sia. Kepercayaan dari warga masyarakatnya dapat dirasakan sangat besar dan sangat mendukung program-program Pemerintah.
Salah satu contoh keberhasilan kelurahan Pondok Ranggon dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan cara memanfaatkan dana bantuan pemerintah maupun dana swadaya masyarakat secara baik dan benar. Oleh karena itu, berbagai usaha kecil dan menengah warga dapat berjalan optimal.
Setiap tahun Pemprov DKI memberikan dana sebesar Rp1 miliar kepada seluruh kelurahan untuk pemberdayaan masyarakat melalui dana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) dan ini berhasil dikelola dengan baik oleh kelurahan dan masyrakat Pondok Ranggon.
Namun yang terpenting adalah di luar dana tersebut, Kelurahan Pondok Ranggon juga mampu menghimpun dan memanfaatkan dana swadaya masyarakat untuk kepentingan peningkatan perekonomian masyarakat.
Keberhasilan Kelurahan Pondok Ranggon daam lomba tersebut, menurut Ali Murthado, tidak terlepas dari tingginya swadaya dan peran serta masyarakat dalam berbagai program pembangunan. Ini dapat dilihat dari besarnya dana swadaya masyarakat yang terkumpul pada tahun 2006 yaitu mencapai Rp 5,2 miliar, padahal pada tahun 2005 baru Rp 1,8 miliar. ?Untuk tahun 2007 ini ditargetkan dana swadaya masyarakat yang terkumpul mencapai Rp9 miliar, dimana dana tersebut untuk membiayai berbagai program pembangunan di Kelurahan Pondok Ranggon,? papar Murthado.
Kelurahan Pondok Ranggon menurut Murtadho juga berhasil menjadi wilayah bebas penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan status hijau. ?Ini berkat partisipasi aktif warga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),? ungkapnya. Berkaitan dengan pemberantasan penyakit flu burung, partisipasi masyarakat juga sangat tinggi untuk melakukan sertifikasi terhadap unggas mereka yang mencapai 349 sertifikat atau 100 persen. Sedangkan unggas yang diserahkan warga untuk dimusnahkan mencapai 1.395 ekor atau 100 persen. ?Warga dengan kesadaran sendiri menyerahkan unggas peliharaannya kepada petugas untuk dimusnahkan,? katanya.
Menyangkut bidang perekonomian, menurut Murthado, Kelurahan Pondok Ranggon juga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan khususnya di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), seperti industri tahu, pemerahan susu, pembuatan mie dan bakso, pembuatan korek kuping, industri bordir baju, dan komposting.
Potensi yang ada ini diharapkan dapat terus berkembang, sehingga akan semakin membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Diposting oleh Dispenda di 3:41:00 AM