Angin sepoi-sepoi dan udara yang begitu sejuk sangat terasa ketika kami memasuki kawasan Rw.13 Kelurahan Cipinang Melayu Jakarta Timur, dikiri kanan jalan yang berupa gang ditumbuhi pohon-pohon peneduh yang cukup rimbun, di atas parit tersusun berjajar tanaman-tanaman hias yang ditanam dalam pot. Nuansa hijau sangat kental tanpa menghijaukan rumah dengan kapur atau cat. Lingkungan rumah warga halamannya rata-rata memiliki pohon peneduh dari pohon buah yang sangat dominan adalah buah rambutan yang sedang berbuah dan matang dengan warna merah yang merangsang selera kami untuk memetiknya. Inilah kesan Pertama yang di dapatkan rombongan Lurah dan Staf Kelurahan Klandasan Ilir ketika mengunjungi kawasan percontohan dan Pilot Proyek Gerbang Darling (Gerakan Bangsa Sadar Lingkungan) Pemerintah Kota Jakarta Timur, yaitu RW.13 Kelurahan Cipinang Melayu. Pada Tahun 2008 yang lalu RW. Tersebut berhasil meraih juara terbaik 2 Lomba Green and Clean Provinsi DKI Jakarta.
Ketika ditanya Admin mengapa tidak mengunjungi Juara 1 nya, Lurah Klandasan Ilir menyatakan bahwa juara 1 nya adalah Kawasan Perumahan Kostrad yang memang sudah indentik dengan disiplin kebersihan dan tidak dibangun secara swadaya tapi banyak fasilitasnya dibangun oleh Pemerintah. Menurut Nudin Ketua RW.13 Cipinang Melayu dulunya kawasan ini adalah kawasan yang kumuh dan sering banjir, parit-parit airnya tidak mengalir karena buntu oleh sampah dan mempunyai kasus DBD yang sangat tinggi, Namun sejak Tahun 2004, ia bersama seluruh masyarakat berusaha merubah dan membenahi lingkungan rw.13, ini. Tahun 2004 dan 2005 setiap hari minggu selalu mengadakan kerja bakti, khususnya memperbaiki parit-parit yang tergenang, membuat lubang lubang biopori disetiap rumah, biayanya hasil swadaya murni masyarakat. Juru Pantau jentik dan sampah dibentuk oleh Nurdin sang Ketua RW. Setiap Rumah dibuatkan Kartu Kontrol Jentikl dan sampah Program yang membuat warganya jera dan berubah adalah apabila didalam rumah terdapat jentik pada hasil pantauan pertama atau sampah disaluran pait depan rumah, maka warga tersebut wajib membayar denda berupa pot dan tanaman sebanyak jumlah jentik atau sampah yang ditemukan. Apabila pada pantauan ke dua masih juga terdapat hal tersebut, maka warga tersebut mempunyai urusan kependudukan maka tidak diberikan pelayanam sampai tingkat Kelurahan, dan hal tersbut sudah disepakati dan menjadi komitmen bersama warga. Hal tersebut tidak mudah karena pada awalnya program ini banyak sekali warga Masyrakat yang protes, namum pada akhirnya warga masyarakat menyadarinya bahwa hal tersebut dilakukan mamfaatnya untuk mereka semua. pada Tahun 2007 yang lalu ketika kasus DBD sedang hangat-hangatnya di jakarta timur, RW.13 cipinang melayu mendapat 1 Kasus yang ternyata terjangkitnya diluar RW.13 karena warga tersebut adalah pendatang yang baru pindah di RW. Tersebut. Ditanya Pengelolaan Sampah, Nurdin menyampaikan bahwa sampai dikelola dengan baik, Pemilahan dilakukan oleh Ibu-Ibu Kader PKK sebagai kader gerbang darling, sampah basah di tampung dirumah kompos untuk dibuat kompos, sudah banyak kompos yang dihasilkan dan dijual oleh ibu-ibu kader PKK sebagian uangnya untuk kesehjateraan ibu-ibu tsb sebagian masuk Kas Pengelolaan Lingkungan. Sampah kering sebagian di daur ulang. sedang sampah yang tidak dapat dipergunakan di ambil oleh Petugas kebersihan RT dengan gerobak sampah untuk dikirim ke TPS. Kemampuan Warga yang mampu merubah lingkungannya sendiri ternyata mereka sekarang menikmati hasilnya. ujar nurdin. berbagai Kunjungan baik instansi Pemerintah, swasta maupun Masyrakat dari jakarta atau Luar Jakarta mereka dengan ramah selalu menerima dengan baik. Bahkan mereka telah dikunjungi oleh Tim Lingkungan Internasional dari PBB. Barbagai Penghargaan pun mereka peroleh.